Tingginya
perkembangan penduduk kota terutama disebabkan migrasi yang dilakukan oleh
penduduk pedesaan. Urbanisasi merupakan salah satu aspek migrasi yang akan
mempengaruhi pertambahan penduduk perkotaan. Todaro (2000) menyatakan bahwa
munculnya urbanisasi yang berlebihan di suatu negara dipicu oleh pesatnya
pertumbuhan penduduk yang didukung oleh menurunnya angka kematian serta adanya
kebijakan pemerintah yang cenderung bias ke kota. Tingginya angka migrasi ke
kota menyebabkan tidak meratanya distribusi penduduk atau persebaran penduduk
sehingga terjadi pemusatan penduduk di perkotaan. Akibatnya kepadatan penduduk
di perkotaan tersebut semakin tinggi. Tingginya angka migrasi ini disebabkan
karena adanya faktor-faktor penarik dan pendorong yang menyebabkan penduduk
pedesaan atau penduduk daerah lain tersebut melakukan perpindahaan kedaerah
perkotaan.
Faktor-faktor pendorong (push factor) antara lain adalah :
Faktor-faktor pendorong (push factor) antara lain adalah :
1. Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan seperti
menurunnya daya dukung lingkungan, menurunnya permintaan atas barang-barang
tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh seperti hasil tambang, kayu,
atau bahan dari pertanian.
2. Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal
(misalnya tanah untuk pertanian di wilayah perdesaan yang makin menyempit).
3. Adanya tekanan-tekanan seperti politik, agama, dan
suku, sehingga mengganggu hak asasi penduduk di daerah asal.
4. Alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan.
Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim kemarau panjang atau adanya wabah penyakit.
Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim kemarau panjang atau adanya wabah penyakit.
Faktor-faktor penarik (pull
factor) antara lain adalah :
1.
Adanya
harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaiki taraf hidup.
2. Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang
lebih baik,
3. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang
menyenangkan, misalnya iklim, perumahan, sekolah dan fasilitas-fasilitas publik
lainnya.
4.
Adanya
aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan
sebagai daya tarik bagi orang-orang daerah lain untuk bermukim di kota besar. Todaro (1979) berpendapat bahwa motivasi seseorang
untuk pindah adalah motif ekonomi. Motif tersebut berkembang karena adanya
ketimpangan ekonomi antar daerah. Todaro menyebutkan motif utama tersebut
sebagai pertimbangan ekonomi yang rasional. Mobilitas ke perkotaan
mempunyai dua harapan, yaitu memperoleh pekerjaan dan harapan memperoleh
pendapatan yang lebih tinggi dari pada yang
diperolehnya di tempat asalnya.